The Real "Lost World" (Dunia Yang Hilang)
16.47
Sebuah novel diluncurkan tahun 1912
dengan judul The Lost World. Difilmkan pertama kali pada tahun 1925.
Merupakan karya penulis tenar Sir Arthur Conan Doyle, berkenaan dengan
sebuah ekspedisi ke plato dataran tinggi di wilayah Amerika Selatan di
teritori Venezuela di mana hewan prasejarah masih bertahan hidup.
The Lost World (dunia yang
hilang) adalah sebuah kisah fiksi ilmiah yang sangat tenar di masanya,
bahkan sudah direproduksi beberapa kali dan serial TV-nya pernah juga
ditayangkan di stasiun TV nasional kita.
Tapi tahukah Anda? Gambaran
dunia yang hilang dalam karya Arthur Conan Doyle itu berkenaan pula
dengan suatu plato yang benar-benar ada di dataran tinggi perbatasan
Venzuela, Guyana, dan Brasil. Persisnya di puncak Gunung Roraima. Plato
yang senantiasa tertutup kabut abadi bersaput awan.
Plato Gunung Roraima adalah
salah satu tempat luar biasa di dunia. Bernuansa kuno dan misterius.
Terhampar di ketinggian 2.739 meter dengan formasi tebing batu vertikal
yang menjulang dari padang rumput dan hutan. Biasanya dicapai setelah
melintasi Taman Nasional Canaima di tenggara Venezuela.
Bentukan Geologi Tertua
Ciri
unik penampakan plato Gunung Roraima adalah memang hasil bentukan alam
tertua yang diduga tersisa dari Era Precambrian kira-kira dua miliar
tahun lalu. Plato kuno ini terstruktur dalam dataran seluas 2,5 km
persegi. Karena posisinya yang menjulang vertikal dengan tebing bebatuan
membuat akses ke plato lewat jalan darat hampir mustahil.
Namun ekspedisi darat
spektakuler ke plato tersebut dilakukan oleh Sir Everard im Thurn dengan
menembus belantara dan mendaki keterjalan bentukan dinding bebatuan
Roraima tahun 1884 hingga ke puncaknya.
Berdasarkan
catatan perjalanan Everard yang menggambarkan sepotong dunia aneh yang
lain ini, menginspirasi penelitian untuk menguak misterinya. Ekspedisi
Everard pula yang menginspirasi Sir Arthur Conan Doyle untuk menulis
novel klasik petualangan The Lost World!
Kehidupan Misterius
Berbagai
ekspedisi penelitian di plato Gunung Roraima, menghasilkan banyak
temuan luar biasa. Betapa para ahli sepakat bahwa lingkungan di Roraima
itu tidak terusik selama jutaan tahun kecuali akibat gerusan angin dan
air.
Di ketinggian hampir 3 km itu,
tetumbuhan yang hidup di sana sangat unik. Beradaptasi dengan lingkungan
yang keras. Curah hujan tiada henti sepanjang tahun. Hampir seluruh
permukaan tertutup pecahan bebatuan pasir yang nyaris tak memungkinkan
tanaman keras yang berakar panjang mampu bertahan hidup di sana.
Struktur tanah yang rapuh dan
kurang nutrisi ini hanya mampu ditumbuhi semacam tanaman pelopor
sebangsa lumut. Uniknya, yang terlihat menjulang justru bebatuan dan
tanah yang diukir oleh angin dan hujan. Bagaikan tonggak-tonggak pilar
yang menyangga awan.
Aliran air terdapat di plato
yang mengalir deras menuju tebing dan melompat menjadi air terjun di
ujungnya. Merupakan air terjun yang tertinggi di dunia. Aliran air yang
kemudian bersatu dengan liukan sungai Amazon yang legendaris.
Tumbuhan Karnivora
Kerasnya
kehidupan di Plato Roraima menjadi mimpi buruk bagi semua lingkungan
hidup yang sudah kita kenal. Namun ekosistem yang terbentuk di bentangan
dunia yang hilang ini menjalin suatu rantai komunitas yang magis dan
menakutkan dalam kacamata manusia.
Hasil penelitian hampir pasti
membuktikan bahwa hukum rimba: "survival of the fittest" (yang terkuat
yang bertahan) berlaku mutlak di sini. Dari segi flora, banyak ditemukan
tetumbuhan yang berevolusi menjadi tumbuhan karnivora (pemakan daging).
Sangat mudah ditemukan tumbuhan semacam kantung semar rawa, beberapa
spesies sundew (rangkaian tanaman berduri mirip kaktus yang menyembul
dari dalam tanah dan memakan serangga) dan bladderwort (sejenis lumut
rumput). Ketiga jenis ini adalah tanaman indah yang punya reputasi
sebagai karnivora mematikan bagi serangga dan hewan-hewan mungil. Mereka
mengisap nutrisi hewani dari binatang yang terjebak di perangkapnya.
Selain itu ditemukan juga tanaman semacam anggrek yang berbunga, dengan dahan yang sangat kecil.
Sementara gambaran fisksi
tentang dinosaurus, sama sekali tidak terlihat di plato Roraima.
Satu-satunya mahluk endemik yang sudah teridentifikasi hanyalah hewan
kecil berkulit hitam dengan lurik kuning di punggungnya. Lalu sebangsa
kodok hitam kecil yang tidak melompat melainkan merayap atau bergerak
dengan menggelindingkan tubuhnya untuk menuruni lereng.
Lalu mahluk lainnya diyakini
kehilangan kemampuan melihat alias buta, tak mampu berenang, dan hanya
bergerak perlahan merayapi dataran.
Selebihnya adalah
serangga-serangga kecil malang. Dengan sayap yang rapuh, entah memang
hidup di sana atau terbawa angin tersesat di plato Roraima. Serangga
sejenis lalat, kumbang dan nyamuk inilah yang menjadi santapan mudah
tumbuhan pemakan daging. Atau barangkali juga menjadi mangsa bagi
predator lain yang belum sepenuhnya diketahui dari ketinggian Gunung
Roraima.
Ekosistem yang unik di
ketinggian ini, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk
membongkar semua rahasianya. Setidaknya Roraima tetap dikenal sebagai
salah satu dataran bentukan alam yang tertua di bumi. Sebuah dunia yang
hilang!
Sumber: http://mrcoppas.blogspot.com/2011/10/real-lost-world-dunia-yang-hilang.html
Jika sobat merasa artikel The Real "Lost World" (Dunia Yang Hilang) ini bermanfaat, silahkan Copas artikel ini, tetapi jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya seperti ini : Source:http://salinsemua.blogspot.com/2011/10/real-lost-world-dunia-yang-hilang.html. Saya lebih berterimakasih lagi jika sobat mau mencantumkan link hidup seperti ini : Source: http://salinsemua.blogspot.com/2011/10/real-lost-world-dunia-yang-hilang.html. Mohon dimengerti agar maraknya copas tanpa link sumber mereda, terima kasih.
Posting Komentar